Saturday 1 November 2014

fiqih sholat jum'at

SHOLAT JUM'AT

a. Hukum Shalat Jum'at

Shalat  Jum'at  wajib  bagi  kaum  lelaki,  yaitu  sebanyak  dua
rakaat. Adapun dalil tentangnya adalah sebagai berikut:
1. Firman Allah Subhanahu waTa'ala:
"Wahai  orang-orang  yang  beriman,  apabila  kamu  diseru  untuk
melaksanakan  shalat  pada  hari  Jum'at,  maka  ber-segeralah
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi
kamu jika kamu mengetahui." (Al-Jumu'ah: 9)
2. Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Hendaklah  orang-orang  itu  berhenti  dari  meninggalkan  shalat
Jum'at atau kalau tidak, Allah akan menutup hati mereka kemud ian
mereka akan menjadi orang yang lalai."(HR. Muslim)
3. Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Sungguh aku berniat menyuruh  seseorang (menjadi imam)  shalat
bersama-sama  yang  lain,  kemudian  aku  akan  membakar  ru mah
orang-orang yang meninggalkan shalat Jum'at."  (HR. Muslim)
4. Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Shalat  Jum'at  itu  wajib  bagi  tiap-tiap  muslim,  dilaksana-kan
secara  berjama'ah  terkecuali  empat golongan,  yaitu  hamba  sahaya,
perempuan,  anak  kecil  dan  orang  yang  sakit."  (HR.  Abu  Daud
dan Al-Hakim, hadits shahih)
5.  Ijma'  para  ulama.  Para  ulama  telah  sepakat  bahwa  shalat
Jum'at itu wajib hukumnya.

b. Keutamaan Hari Jum'at

Hari Jum'at adalah hari yang penuh keberkahan, mempunyai
kedudukan  yang  agung  dan  merupakan  hari  yang  paling
utama.  Rasulullah  shallallaahu  alaihi  wasallam
bersabda:"Sebaik-baik  hari  adalah  hari  Jum'at,  pada  hari  itulah
diciptakan  Nabi Adam, dan pada hari  itu dia diturunkan  ke  bumi,
pada  hari  itu  pula  diterima  taubatnya,  pada  hari  itu  pula  beliau
diwafatkan, dan pada hari itu pula  terjadi Kiamat ... Pada hari itu
ada saat yang kalau seorang muslim menemuinya kemudian  shalat
dan  memohon  segala  keperluannya  kepada  Allah,  niscaya  akan
dikabulkan."  (HR.  Abu  Daud,  At-Tirmidzi,  An-Nasai  dan
lainnya, hadits shahih)

c.  Hal-Hal  Yang  Disunnahkan  Serta  Beberapa  Adab  Hari  Jum'at

1.  Mandi,  berpakaian  yang  rapi,  memakai  wangi-wangian
dan  bersiwak.  Hal  ini  berdasarkan  sabda  Rasulullah
shallallaahu alaihi wasallam:
"Mandi  hari  Jum'at  itu  wajib  bagi  tiap  muslim  yang  telah
baligh."  (Muttafaq  'alaih)
Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Mandi, memakai siwak, mengusapkan parfum sebisa-nya pada
hari Jum'at dianjurkan pada setiap laki-laki yang telah  baligh."
(Muttafaq 'alaih)
Dan sabda beliau shallallaahu alaihi wasallam yang lain:
"Apa yang menghalangi salah seorang di  antara  kamu jikadia
mempunyai kesempatan untuk memakai dua pakaian (baju dan
sarung) selain pakaian kerjanya pada hari Jum'at."  (HR. Abu
Daud dan Ibnu Majah, shahih)
Juga  sabda  beliau  shallallaahu  alaihi  wasallam tentang  hari
Jum'at:"Hak setiap muslim adalah siwak, mandi Jum'at dan  memakai
minyak wangi dari rumah jika ada." (HR. Al-Bazzar, shahih)
2.  Lebih  awal  pergi  ke  masjid  untuk  shalat  Jum'at,  yaitu
beberapa  saat  sebelumnya.  Hal  ini  berdasarkan  sabda
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Barangsiapa  yang  mandi  pada  hari  Jum'at  seperti  mandi
jinabat, kemudian dia pergi ke  masjid pada saat pertama, maka
seakan-akan dia berkurban dengan se-ekor unta dan siapa yang
berangkat  pada  saat  kedua,  maka  seakan-akan  ia  berkur ban
dengan seekor sapi, dan siapa yang pergi pada saat ketiga, maka
seakan-akan  dia  berkurban  dengan  seekor  domba  yang
mempunyai  tanduk,  dan  siapa  yang  berangkat  pada  saat
keempat, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor ayam,
dan siapa yang berangkat pada saat kelima, maka seolah-olah dia
berkurban dengan sebutir telur, dan apabila imam telah datang,
maka malaikat  ikut hadir  mende-ngarkan khutbah." (Muttafaq
'alaih)
3.  Melakukan shalat-shalat sunnah di masjid sebelum shalat
Jum'at  selama  imam  belum  datang.  Apabila  imam  telah
datang,  maka  berhenti  dari  itu  kecuali  shalat  tahiyyatul
masjid  tetap  boleh  dikerjakan  meskipun  imam  sedang
berkhutbah  tetapi  hendaknya  dipercepat.  Rasulullah
shallallaahu alaihi wasallambersabda:
"Tidaklah seseorang  mandi pada hari Jum'at dan  bersuci sebisa
mungkin, kemudian dia memakai wangi-wangian atau memakai
minyak  wangi,  lalu  pergi  ke  masjid  dan  (di  sana)  tidak
memisahkan antara dua orang (yang duduk berjajar), kemudian
dia  shalat  yang  disunnahkan  baginya,  dan  dia  diam  apabila
imam  telah berkhutbah,  terkecuali akan diampuni dosa-dosanya
antara  Jum'at  (itu)  dan  Jum'at  berikutnya  selama  dia  tidak
berbuat dosa besar."(HR. Al-Bukhari)
4.  Makruh  melangkahi  pundak-pundak  orang  yang  sedang
duduk  dan  memisahkan  (menggeser)  mereka.  Hal  ini
berdasarkan  sabda  Rasulullah  shallallaahu  alaihi  wasallam,
ketika beliau melihat seseorang yang melangkahi pundak
orang-orang:
"Duduklah, sesungguhnya kamu telah mengganggu orang lain,
lagi pula  kamu  datang  terlambat." (HR.  Ahmad,  Abu  Daud
dan An-Nasai, hadits shahih)
Dan  juga  berdasarkan  hadits  sebelumnya  yang  bunyinya:
"...  Dan  tidak  memisahkan  antara  dua  orang...  niscaya  akan
diampuni  segala  dosanya  dari  Jum'at  (itu)  ke  Jum'at
berikutnya."
5.  Berhenti dari segala pembicaraan dan perbuatan sia-sia seperti
  memain-mainkan  kerikil--  apabila  imam  telah
datang.  Hal  ini  berdasarkan  sabda Rasulullah  shallallaahu
alaihi wasallam:
"Apabila  kamu  berkata  kepada  temanmu  'diamlah',  ketika
imam  sedang  berkhutbah  pada  hari  Jum'at,  maka
sesungguhnya kamu telah berbuat sia-sia." (Muttafaq 'alaih)
6.  Diharamkan  transaksi jual  beli  ketika  adzan sudah  mulai
berkumandang. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:"Hai  orang-orang
 yang  beriman,  apabila  telah  diseru  untuk
melaksanakan  shalat  pada  hari  Jum'at,  maka  segeralah
mengingat Allah dan tinggalkan jual beli." (Al-Jumu'ah: 9)
7.  Hendaklah  memperbanyak  membaca  shalawat  serta
salam  kepada Rasulullah  shallallaahu  alaihi  wasallam pada
malam  Jum'at  dan  siang  harinya.  Hal  ini  berdasarkan
sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Perbanyaklah  membaca  shalawat  kepadaku pada  hari Jum'at,
sesungguhnya  tidak  seorang  pun  yang  membaca  shalawat
kepadaku  pada  hari  Jum'at  kecuali  diperlihatkan  kepadaku
shalawatnya itu." (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Sabda beliau yang lain:
"Perbanyaklah  membaca  shalawat  kepadaku  pada  hari  Jum'at
dan  malam  Jum'at,  maka  barangsiapa  bersha-lawat  kepadaku
sekali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali."
(HR. Al-Baihaqi, hadits hasan)
8.  Disunnahkan  membaca  surat  Al-Kahfi.  Hal  ini
berdasarkan hadits Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Barangsiapa  membaca  surat Al-Kahfi pada  hari Jum'at,  maka
dia akan  mendapat cahaya yang  terang di  antara kedua Jum'a t
itu."(HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, hadits shahih)
9.  Bersungguh-sungguh dalam berdo'a untuk men-dapatkan
waktu  yang  mustajab  (dikabulkannya  do'a).  Hal  ini
berdasarkan hadits Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Sesungguhnya pada hari Jum'at ada saat yang apabila seorang
hamba  muslim  mendapatinya  sedang  dia  dalam  keadaan  shalat
dan  memohon  kebaikan  kepada  Allah  niscaya  Allah  akan
mengabulkannya."(HR. Muslim)
Dan  saat  istijabah itu  ialah  pada  akhir  waktu  hari Jum'at.
Ini  berdasarkan  hadits  Rasulullah  shallallaahu  alaihi
wasallam:
"Hari  Jum'at  terdiri  dari  dua  belas  waktu,  di  antaranya  ada
waktu dimana tidak seorang hamba  muslim pun yang meminta
kepada  Allah  suatu  permintaan  terkecuali  akan  diberikan
kepadanya,  maka  hendaklah  kalian  mencarinya  pada  waktu terakhir
 yaitu setelah Ashar."  (HR. Abu Daud, An-Nasai dan  Al-Hakim, hadits shahih)
Dalam hadits lain disebutkan:
"Dari  Abu  Hurairah  radhiallaahu  anhu,  ia  berkata,'Bersabda
Rasulullah  shallallaahu  alaihi  wasallam,  'Sebaik-baik  hari,
dimana  matahari  terbit  di  dalam-nya  adalah  hari Jum'at.  Pada
hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dia diturunkan ke
bumi, pada hari itu pula diterima  taubatnya, pada hari itu pula
dia wafat, pada hari  itu pula kiamat akan terjadi dan tidak  ada
makhluk  yang  melata  di  muka  bumi  kecuali  menunggu  hari
Kiamat  itu  dari  waktu  Subuh  hari  Jum'at  sampai  terbit
matahari,  karena  takut  pada  hari  Kiamat  terkecuali  jin dan
manusia.  Di  dalamnya  ada  satu  saat  yang  apabila  seorang
hamba  muslim  menemuinya  sedang  dia  dalam  keadaan  shalat
dan  memohon  kepada  Allah  suatu  kebutuhan,  niscaya  akan
dikabulkan permohonannya.' Ka'ab berkata, 'Yang demikian itu
hanya  ada  satu  hari  dalam  setahun?'  Aku  berkata,  'Bahkan
pada  setiap  hari Jum'at.'  Berkata Abu  Hurairah,  'Maka Ka'ab
membaca  Taurat,  kemudian  berkata,  'Benarlah perkataan  Nabi
shallallaahu  alaihi  wasallam  itu.'  Abu  Hurairah  berkata,
'Kemudian  aku  bertemu  Abdullah  Ibnu  Salam,  lalu  aku
ceritakan  apa  yang  men-jadi  pembicaraanku  dengan  Ka'ab,
maka  dia  berkata,  'Aku  telah  mengetahui  kapan  saat  itu.' Abu
Hurairah  berkata,  'Aku  katakan  kepadanya,  'Beritahukan
kepada-ku  hal  itu.'  Abdullah  bin  Salam  berkata,  'Waktunya
adal-ah  saat  terakhir  dari  hari  Jum'at,'  Aku  katakan  kepadanya,
''Bagaimana  mungkin  padahal  Rasulullah  shallallaahu
alaihi  wasallam  telah  bersabda,  'Tidak  seorang  hamba  muslim
pun  yang  men-dapatinya  sedang  ia  dalam  keadaan  shalat,  dan
pada  waktu  itu  (setelah  Ashar)  tidak  boleh  shalat.  Berkata lah
Abdullah  bin  Salam,  'Bukankah  Rasulullah  shallallaahu  alaihi
wasallam  telah  ber-sabda,  'Barangsiapa  duduk  pada  suatu
tempat  sambil  menunggu  (waktu)  shalat,  maka  dia  dianggap
dalam  keadaan  shalat  sampai  dia  melaksanakan  shalat,'  Aku
katakan,  'Ya.'  Dia  berkata,  'Itulah  maksudnya'."  (HR.  Abu
Daud, At-Tirmidzi dan An-Nasai, hadits shahih )
Dikatakan  pula  bahwa  saat  tersebut  adalah sejak duduknya  imam
di  atas  mimbar  hingga  usainya  pelaksanaan  shalat.

d. Syarat-syarat Kewajiban Shalat Jum'at

Shalat  Jum'at  diwajibkan  atas  setiap  muslim,  laki-laki  yang
merdeka,  sudah  mukallaf,  sehat  badan  serta  muqim (bukan dalam
keadaan  musafir).  Ini  berdasarkan  hadits  Rasulullah
shallallaahu alaihi wasallam:
"Shalat Jum'at  itu  wajib  atas  setiap  muslim,  dilaksana-kan  secara
berjama'ah  terkecuali  empat  golongan,  yaitu  hamba  sah aya,
perempuan, anak kecil dan orang sakit."(HR. Abu Daud dan AlHakim, hadits shahih)
Adapun  bagi  orang  yang  musafir,  maka  tidak  wajib
melaksanakan  shalat  Jum'at,  sebab  Rasulullah  shallallaahu
alaihi  wasallam pernah  melakukan  perjalanan  untuk
menunaikan  haji,  dan  ber-tempur,  namun  tidak  pernah
diriwayatkan  bahwa  beliau  melaksanakan  shalat  Jum'at.
Dan  dalam  sebuah  atsar disebutkan,  bahwa  Amirul
Mukminin  Umar  Ibnul  Khattab  radhiallaahu  anhu melihat
seseorang  yang  terlihat  akan  melakukan  perjalanan,
kemudian beliau mendengar ucapannya, 'Seandainya hari ini
bukan  hari  Jum'at,  niscaya  aku  akan  bepergian.'  Maka
Khalifah  Umar  berkata,  'Silakan  Anda  pergi,  sesungguhnya
shalat Jum'at itu tidak menghalangimu dari bepergian.'

e. Syarat-syarat Sahnya Shalat Jum'at

Untuk  sahnya  shalat  Jum'at  itu  ada  beberapa  syarat,  yaitu
sebagai berikut:1.  Dilaksanakan  di  suatu  perkampungan  atau  kota,  karena
di  zaman  Rasulullah  r  tidak  pernah  dilaksanakan
terkecuali  di  perkampungan  atau  di  kota.  Dan  beliau
shallallaahu  alaihi  wasallam tidak  pernah  menyuruh
penduduk  dusun  (orang  peda-laman)  untuk
melaksanakannya.  Dan  tidak  pernah  disebut-kan  bahwa
ketika bepergian beliau melaksanakan shalat Jum'at.
2.  Meliputi  dua  khutbah.  Ini  berdasarkan  pada  per-buatan
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallamdan kebiasaan beliau
(dalam  melak-sanakannya).  Juga  dikarenakan  khutbah
merupakan  salah  satu  manfaat  yang  sangat  besar  dari
pelaksanaan  shalat Jum'at. Karena  ia  mengandung  dzikir
kepada  Allah  Subhanahu  wa  Ta'ala, peringatan  terhadap
kaum muslimin serta nasehat bagi mereka.

f. Tata Cara Shalat Jum'at

Adapun tata cara pelaksanaan shalat Jum'at, yaitu imam naik
ke  atas  mimbar  setelah  tergelincirnya  matahari,  kemudian
memberi  salam.  Apabila  ia  sudah  duduk,  maka  muadzin
melaksanakan  adzan  sebagaimana  halnya  adzan  Dhuhur.
Dan  apabila  selesai  adzan,  berdirilah  imam  untukmelaksanakan
khutbah  yang  dimulai  dengan  hamdalah  dan
pujian  kepada  Allah  Subhanahu  waTa'ala  serta  membaca
shalawat  kepada  Rasulullah  shallallaahu  alaihi  wasallam.
Kemudian  memberikan  nasehat  kepada  para  jama'ah,
mengingatkan  mereka  dengan  suara  yang  lantang,
menyampaikan  perintah  dan  larangan  Allah  Subhanahu
waTa'ala  dan  RasulNya,  mendorong  mereka  untuk  berbuat
kebajikan  serta  menakut-nakuti  mereka  dari  berbuat
keburukan,  dan  mengingatkan  mereka  dengan  janji-janji
kebaikan Allah Subhanahu waTa'ala serta ancaman-ancaman
Allah  Subhanahu  waTa'ala.  Kemudian duduk  sebentar,  lalu
memulai  khutbahnya  yang  kedua  dengan  hamdalah  dan
pujian kepadaNya.
Kemudian  melanjutkan  khutbahnya  dengan  pelaksanaan
yang sama dengan khutbah pertama dan dengan suara yang
layaknya  seperti  suara  seorang  komandan  pasukan  perang,
sampai selesai tanpa perlu berpanjang lebar, kemudian turun
dari  mimbar.  Selanjutnya  muadzin  melaksanakan  iqamah
untuk melaksanakan shalat.
Kemudian  memimpin  shalat  berjama'ah  dua  rakaat  dengan
mengeraskan  bacaan,  dan  sebaiknya  surat  yang  dibaca  pada
rakaat  pertama  setelah  Al-Fatihah  adalah  surat  Al-A'la  dan
pada  rakaat  kedua  surat  Al-Ghasyiah,  atau  pada  rakaat
pertama setelah Al-Fatihah surat Al-Jumu'ah dan pada rakaat
kedua  surat  Al-Muna-fiqun.  Dan  jika  dia  membaca  surat
yang lain juga tidak apa-apa.

g. Shalat Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Jum'at

Dianjurkan shalat sunnah sebelum pelaksanaan shalat Jum'at
semampunya  sampai  imam  naik  ke  mimbar,  karena  pada
waktu itu tidak dianjurkan lagi shalat sunnah, kecuali shalat
tahiyatul masjid bagi orang yang (terlambat) masuk ke dalam
masjid. Dalam hal ini shalat tetap boleh dilaksana-kan sekali
pun  imam  sedang  berkhutbah  dengan  catatan  mempercepat
pelaksanaannya  sebagaimana  diterangkan  di  atas  disertai
dengan dalilnya.
Adapun  setelah  shalat  Jum'at,  maka  disunnahkan  shalat
empat  rakaat  atau  dua  rakaat.  Ini  berdasarkan  sabda
Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam :"Barangsiapa  di  antara  kamu  ingin  shalat  setelah  Jum'at,  maka
hendaklah shalat empat rakaat."  (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar radhiallaahu anhumadisebutkan:
"Bahwasanya  Nabi  shallallaahu  alaihi  wasallam  shalat  setelah
shalat Jum'at dua rakaat di rumah beliau."  (Muttafaq 'alaih)
Sebagai  pengamalan  hadits-hadits  ini,  sebagian  ulama
mengatakan  bahwa  seorang  muslim  apabila  ingin  shalat
sunnah  setelah  Jum'at  di  masjid,  maka  dia  shalat  empat
rakaat dan apabila dia shalat di rumah, maka dia shalat dua
rakaat.

1 comment:

  1. wah makasih yah mas, kebetulan dipesantren saya ada tugas untuk mencari makalah seperti ini. saya mint yaaa hehehe :) nice share makasih :)

    sehatisme

    ReplyDelete